Resmikan Sekretariat PPNI, Munafri: Perawat Wajah Pemerintah di Pelayanan Kesehatan

By Admin


nusakini.com, Makassar — Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, meresmikan sekaligus menandatangani prasasti Sekretariat Dewan Pengurus Daerah (DPD) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Makassar, yang berlokasi di Jalan Ujung Bori Blok D/16, Kompleks Ruko Borong, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Minggu (28/12/2025).

Peresmian sekretariat ini menjadi momentum bersejarah, tidak hanya bagi keluarga besar PPNI Kota Makassar, tetapi juga bagi Pemerintah Kota Makassar dalam memperkuat sinergi dengan tenaga kesehatan, khususnya perawat sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat.

Dalam sambutannya, Munafri Arifuddin menyampaikan bahwa peresmian gedung sekretariat DPD PPNI merupakan bukti nyata tumbuhnya semangat kemandirian, persatuan, dan profesionalisme tenaga kesehatan di Kota Makassar.

“Hari ini adalah hari yang bersejarah, bukan hanya bagi PPNI, tetapi juga bagi Pemerintah Kota Makassar. Peresmian gedung DPD PPNI ini menunjukkan bahwa semangat kemandirian dan persatuan tenaga kesehatan kita tumbuh dengan sangat kuat,” ujar Munafri.

Atas nama Pemerintah Kota Makassar, ia menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh jajaran dan keluarga besar PPNI Kota Makassar atas terwujudnya sekretariat baru tersebut.

Menurutnya, kehadiran gedung ini bukan hanya simbol kemajuan organisasi, tetapi juga mencerminkan semangat profesionalisme, kemandirian, serta komitmen perawat dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Munafri menegaskan, visi Pemerintah Kota Makassar dalam membangun Makassar Mulia yang Mandiri, Unggul, Inklusif, dan Berkelanjutan tidak mungkin terwujud tanpa dukungan kuat dari sektor kesehatan.

“Dalam misi mewujudkan kesehatan yang berkeadilan, perawat memiliki peran strategis sebagai ujung tombak pelayanan,” ungkapnya.

Dikatakan, selama ini Pemerintah Kota Makassar telah menjalin kerja sama dan hubungan emosional yang baik dengan PPNI Kota Makassar. Kehadiran gedung sekretariat ini diharapkan menjadi pusat penguatan sinergi tersebut melalui tiga aspek utama.

Pertama, Mewujudkan Makassar Unggul. Gedung ini diharapkan menjadi pusat pengembangan kompetensi dan peningkatan kualitas sumber daya perawat.

Ia menyebutkan, Pemerintah Kota Makassar ingin perawat-perawat Makassar tidak hanya unggul di tingkat lokal, tetapi juga diakui secara nasional bahkan internasional.

“Kita ingin gedung ini menjadi kawah candradimuka bagi para perawat untuk mengasah keterampilan, meningkatkan sertifikasi, serta memperkuat profesionalisme,” tegasnya.

Kedua, Mewujudkan Makassar Inklusif. Munafri berharap dari sekretariat ini lahir program-program pelayanan kesehatan yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat, hingga ke lorong-lorong Kota Makassar.

” Perawat adalah mata dan telinga pemerintah. Mereka memastikan setiap warga, tanpa memandang status sosial dan ekonomi, mendapatkan pelayanan kesehatan yang manusiawi, bermartabat, dan berkeadilan,” ujarnya.

Ketiga, Mewujudkan pelayanan yang “sombere”, sejalan dengan nilai budaya lokal. Ia menekankan bahwa perawat merupakan wajah pemerintah di hadapan pasien, sehingga nilai keramahan, ketulusan, dan empati harus terus dipupuk.

“Gedung ini harus menjadi ruang yang menumbuhkan nilai pelayanan yang ramah, tulus, dan penuh empati,” tambah Munafri.

Dalam kesempatan tersebut, Munafri juga menyinggung perhatian Pemerintah Kota Makassarterhadap peran strategis perawat dalam sistem kesehatan daerah.

Dengan jumlah penduduk Kota Makassar yang mencapai sekitar 1,4 juta jiwa dan didukung 47 puskesmas, ia menilai perawat harus dilibatkan secara maksimal, termasuk dalam posisi strategis.

“Kita harus menempatkan perawat yang memiliki jam terbang, kompetensi, dan spesialisasi pada posisi yang tepat. Bukan karena kepentingan politik, tetapi karena kebutuhan pelayanan,” tegasnya.

Dia menekankan bahwa perawat adalah pilar utama sekaligus sistem pendukung yang sangat melekat dalam pembangunan kesehatan.

Tantangan kesehatan di Kota Makassar, seperti tingginya angka HIV, stunting, serta persoalan sosial dan kesehatan lainnya, membutuhkan kolaborasi lintas sektor yang kuat.

“Pembangunan kesehatan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi tanggung jawab kita semua. Indeks pembangunan kesehatan masih perlu kita perbaiki bersama-sama,” jelasnya.

Munafri juga memberikan apresiasi atas kemandirian DPD PPNI Kota Makassar, yang mampu menghadirkan sekretariat melalui pengadaan internal organisasi. Menurutnya, hal ini menunjukkan independensi dan kematangan organisasi profesi.

“Gedung ini bukan sekadar monumen, tetapi harus menjadi pusat lahirnya perawat-perawat profesional yang terus meningkatkan kompetensi dan memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat,” tuturnya.

Pemerintah Kota Makassar, lanjut Munafri, berkomitmen untuk terus membuka ruang kolaborasi dengan seluruh organisasi profesi kesehatan, termasuk PPNI, dalam penanganan stunting, layanan kesehatan gratis, penguatan tanggap darurat dan kebencanaan, serta berbagai kegiatan kemanusiaan lainnya.

“Sinergi antara pemerintah dan tenaga kesehatan adalah kunci untuk mewujudkan Makassar yang sehat, unggul, inklusif, dan berkelanjutan,” pungkasnya. (*)